10.11.10

> 15.09.10: Bulan Syawal dan Countdown




Bulan Syawal dan Countdown

Jakarta Wed 15 Sep 2010

Wal ‘ashri ‘“ Demi masa, sesungguhnya manusia itu rugi, kecuali orang yang beriman dan beramal sholih, dan saling berwasiat dengan haq dan sabar. Demikian bunyi surat Al-Ashr.

Hidup ini sesungguhnya sangat pendek. Karena 1 hari akhirat sama dengan khomsiina alfa sanah - 50 ribu tahun dunia, demikian bunyi sebuah ayat didalam Al-Quran. Artinya 1 tahun di dunia sama dengan 1,7 detik di akhirat. Jika kuota umur ummat Muhammad 60 sampai 70 tahun, maka itu setara dengan hanya 1,7 sampai 2 menit waktu akhirat.

Dr. Stephen R. Cover penulis The 7 Habits of Highly Effective People menyebutkan “4L” tugas manusia: Live-hidup, Love-mencintai, Learn-belajar, dan Legacy-mewariskan. Tiga yang pertama sudah dilewati semua manusia. Tinggal yang terakhir: ketika meninggal, hendak mewariskan apa?

Akan mewariskan ilmu dan karya sastra religi seperti Buya Hamka? Akan mewariskan ilmu seperti teori crack propagation yang digunakan untuk perhitungan merancang pesawat seperti BJ Habibie? Akan mewariskan harta kekayaan kepada anak cucu? Jika tidak bisa mewariskan apa-apa, minimal mewariskan nama baik yang akan dikenang anak-cucu. Seperti itulah kira-kira spirit dari Legacy yang dimaksud Covey didalam nuansa Islami. Na‘udzubillah, amit-amit, jangan sampai mewariskan nama buruk, semisal masuk kedalam Direktori Koruptor Indonesia, yang saat ini sudah ada dalam bentuk online di internet, dan bukan tidak mungkin suatu saat nanti akan dibukukan.

Maka hidup perlu direncanakan dengan baik. Dalam waktu 10 tahun kedepan, misalnya, tingkat hidup seperti apa dalam skala keluarga, atau level kepangkatan seperti apa dalam karir, atau peringkat perusahaan seperti apa dalam korporasi, yang ingin dicapai.

Cara Fachri barangkali boleh ditiru. Didalam master plan dituliskan bahwa tahun sekian harus sudah menikah. Maka ketika jatuh tempo, dia tidak memperdulikan tata-cara yang lazim sebelum menikah. Pacaran dulu, misalnya. Dia hanya sholat istikhoroh menyerahkan kepada Allah SWT. Syukurlah, dia mendapatkan Aisyah yang adalah muslimat milyuner. Disusul memperoleh Maria, yang Kristen Koptik tetapi hafal Al-Quran surat Maryam di luar kepala, yang akhirnya syahadat dan sholat di ujung hayat. Itulah yang ada di Ayat-Ayat Cinta, satu dari sedikit film nasional yang dilihat oleh Presiden SBY. Bahwa film beraroma poligami, sama sekali tidak menghalangi Ibu Negara untuk turut menontonnya.

Umur, bagi kebanyakan semakian hari semakin bertambah, dan setiap HUT dirayakan dengan memotong kue taart. Padahal menurut agama, umur justru semakin berkurang. Barangkali karena itu maka tradisi milad atau HUT sesungguhnya tidak ada dalam Islam.

Dikalangan senior, jika ditanya: ”Usianya berapa?”, biasa didengar jawaban: ”Alhamdulillah, sudah dapat bonus 2 tahun”. Itu artinya umurnya sudah 65 tahun. Karena Rosulullah SAW umurnya 63, maka bagi sebagian kalangan, selisih umur di atas itu dianggap sebagai ‘bonus‘. Sebaliknya jika dijawab: ”Insya Allah, mudah-mudahan bisa 10 tahun lagi”. Itu artinya umurnya baru 53. Kalimat percakapan tadi sesungguhnya adalah sebuah countdown alias menghitung mundur.

Di sebuah hadits diriwayatkan Nabi Musa AS menolak kematian. Malaikat pencabut nyawa, Ijroil, kemudian laporan kepada Allah, dan kembali kepada Musa dengan membawa sebuah pesan, bahwa Allah akan memberi umur kepada Musa dengan bilangan tahun sebanyak bulu yang ada di kulit seekor sapi. Setiap tahun, satu bulu dicabut, berkurang satu, countdown. Akhirnya Musa menolak tawaran itu, karena toh akhirnya ribuan lembar bulu itu akan habis juga. Ah, seandainya saja tawaran itu diterima, boleh jadi saat ini Musa masih ada.

Countdown adalah satu cara yang lebih tepat untuk menetapkan sebuah goal didalam kehidupan dan lingkungan korporasi. Ilustrasi countdown yang paling tepat adalah saat peluncuran pesawat di launcher The John F. Kennedy Space Centre, Cape Canaveral, Florida, AS. Disana, ketika meluncur pada hitungan ke sepuluh, bukan menghitung maju 1 sampai 10, melainkan menghitung mundur: 10 .. 9 .. .. 2 .. 1 .. dan ketika sampai ‘zero‘ astronot pun melesat ke angkasa.

Di ruas-ruas jalan protokol di Jakarta saat ini beberapa traffic light sudah dipasang counter yang menghitung mundur. Tidak peduli berapapun angka awal yang di set, semua pengemudi tahu bahwa saat mencapai angka 0, maka akan terjadi pergantian dari lampu merah menjadi lampu hijau, dan sebaliknya.

Menetapkan target waktu sebuah pekerjaan dengan menggunakan countdown menghitung mundur sesungguhnya lebih efektif daripada menghitung maju. Pada sebuah pekerjaan yang berdurasi 100 hari, misalnya, kalimat ‘sudah 90 hari‘ dengan ‘tinggal 10 hari‘ walaupun maksudnya persis sama tetapi memiliki dampak yang berbeda.

Pertama, infinitife alias ketidak-terbatasan ada pada ‘sudah 90 hari‘ karena batas 100 hari seakan bisa bertambah menjadi 101 .. 102 dst, sedangkan pada kalimat kedua, batas 0 tidak mungkin berkurang menjadi -1 .. -2 dst.

Kedua, kemendesakan alias urgensi batas waktu lebih kuat pada ‘tinggal 10 hari‘ daripada ‘sudah 90 hari‘.

Hiduplah di dunia ka annaka taisu abadan ‘“ bagaikan akan hidup selamanya, dan hiduplah menghadapi akhirat ka annaka tamuutu ghodan ‘“ bagaikan engkau akan mati besok.

Nah, mumpung masih bulan Syawal, marilah mulai menghitung mundur apa yang akan dicapai setahun kedepan pada 1432H, lima tahun kedepan 1436H, sepuluh tahun kedepan 1441H, dst. Dan tentukan warisan apa yang dapat ditinggalkan untuk anak-cucu, untuk perusahaan, untuk masyarakat, bangsa, negara, dan bil khusus agama, kapanpun ajal datang menjemput.

Teddy Suratmadji