20.7.10

> 12.05.10: Istikharah Presiden dan Menkeu









Istikhoroh Presiden & Menkeu

Jakarta Wed 12 May 2010


“Ya Alloh, seandainya Engkau tahu bahwa sesungguhnya perkara ini baik bagi kami dan bangsa kami, maka qodarkanlah dan berkatilah. Tetapi sebaliknya, seandainya Engkau tahu bahwa sesungguhnya perkara ini buruk bagi kami dan bagi bangsa kami, maka jauhkanlah”

Seperti itulah, kurang-lebih, do‘a istikhoroh atau meminta petunjuk kepada Allah SWT atas pilihan yang sangat sulit, yang dilakukan Menkeu sebelum memutuskan menerima tawaran untuk menjadi salah satu Direktur Bank Dunia, serta Presiden sebelum memutuskan untuk mengizinkannya.

Menurut teori kemungkinan, ini adalah sebuah penawaran dengan probabilitas yang luar biasa kecilnya, bahkan mendekati nilai nol, alias dapat dipastikan tidak akan ada lagi sampai kiamat. Apalagi bagi yang percaya hari pembalasan itu datangnya di tahun 2012.

Ini adalah tawaran take it or leave it. Artinya, jika saja tawaran menjadi Direktur Bank Dunia itu dijawab ‘tidak‘, atau ‘pikir-pikir dulu‘, atau ‘mohon waktu menyelesaikan urusan dulu‘ maka posisi itu akan diberikan kepada orang lain, dan kesempatan berikutnya tidak akan pernah ada lagi.

Maka itu, amatlah na‘if akbar ketika kejadian ini dianalogikan sebagaimana perampokan tenaga profesional yang membuat bangsa ini harus marah kepada pihak perompak. Atau seperti seorang manajer yang wassalaam dari sebuah perusahaan dengan ujug-ujug tanpa membuat notice minimal 1 bulan sebelum hijrah.

Tahun 1985 seorang anak bangsa dipersiapkan untuk menjadi tokoh dunia sebagai wanita luar angkasa untuk misi Space Shuttle NASA. Sayang sekali, pesawat ulang alik Challenger di misi sebelumnya meledak 73 detik setelah diluncurkan. Misi batal. Dan sejak itu tidak pernah ada lagi kesempatan bagi Doktor Pratiwi Pujilestari Sudarmono untuk menjadi astronot.

Tepat seperempat abad kemudian, kesempatan untuk menjadi wanita tokoh dunia diberikan oleh Allah SWT kepada Doktor Sri Mulyani, menteri yang saat dengar pendapat dengan DPR tertangkap kamera TV membawa tasbih, menjawab pertanyaan sambil berdzikir.

Jika mengikuti hawa nafsu model pemimpin yang tidak suka orang lain maju, seperti di masa Orde Baru yang tidak suka ketika ada anak bangsa yang ditawari menjadi petinggi PBB, harusnya lolos butuh itu tidak diberikan. Bayangkan, didalam port folio Managing Director World Bank, Presiden RI ‘hanya‘ 1 dari puluhan kepala negara dan atau kepala pemerintahan di Amerika Latin, Asia Pasifik, Timur Tengah dan Maghribi.

Syukurlah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberinya izin. Inilah salah satu sifat kepemimpinan yang sidik-amanah-tabligh-fatanah yang disampaikannya di pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia ke V, Asrama Haji, Pondok Gede, 7 Mei lalu.

Bagaimana dengan kasus bailout Bank Century? Ah, memangnya Washington DC itu tempat persembunyian yang disebut di Al-Quran sebagai burujin musyayyadah ‘“ bintang-gemintang berlapis baja yang tidak bisa ditembus? Jika memang bersalah, buktikan saja bersalah. Ibarat lagu tahun 2001 Muhammad Ali The Black Superman: ‘catch me if you can‘.

Jika saat ini hanya mengurusi bangsa sendiri, per 1 Juni nanti Sri Mulyani akan mengurusi 74 bangsa. Tentunya dari helicopter point-of-view. Oleh karenanya dapat dibayangkan dampak dari sebuah keputusan yang dibuatnya terhadap perekonomian bangsa-bangsa, bil khusus bangsa Indonesia nanti. Insya Allah. Selamat bertugas. Barokalloohulak. GBU. Semoga Alloh memberkati. Amin.

Teddy Suratmadji