20.7.10

> 19.05.10: Ziarah Lapas Tipikor










"Ziarah" Lapas Tipikor

Jakarta Wed 19 May 2010


"Demi stabilitas nasional, seorang pemuda dimasukkan kedalam penjara" demikian kurang lebih headline berita dari mulut ke mulut ribuan tahun yang lalu.

Dosa pemuda tadi bukanlah perkara perdata atau pidana. Dosanya adalah kegantengannya yang luar biasa yang membuat wanita yang melihatnya langsung collaps hilang ingatan, bahkan banyak yang sampai almarhumah.

Maka untuk melindungi harga diri laki-laki sebangsa dan setanah air, sekaligus untuk mencegah semakin bertambahnya duda-duda baru, dibuatlah fatwa politik oleh penguasa bahwa sang pemuda, yang bernama Yusuf, dimasukkan ke dalam penjara. Lamanya: 14 tahun. Itulah penggalan cerita didalam Al Quran tentang penjara.

Di masa Orde Baru, istilah penjara diperhalus menjadi Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas. Ada Lapas Anak, Lapas Narkotika, dll. Dan beberapa saat yang lalu disediakan khususon untuk para koruptor: Lapas Tipikor.

Asbabul wurud atau asal muasal dibangunnya Lapas Tipikor adalah karena adanya positive growth dari jumlah napi koruptor, padahal mereka memiliki karakteristik berbeda dengan napi perampok, pembunuh, dll.

Pertama, napi Tipikor umumnya dari strata menengah-atas. Kedua, mapan dalam kehidupan sosek. Ketiga, mampu menyulap kamar lapas menjadi kamar apartemen. Keempat, banyak jasanya kepada bangsa dan negara. Kelima, banyak yang karena "kesalahan kebijakan" merugikan negara, bukan memperkaya diri. Keenam, banyak yang sudah berusia senja. Ketujuh, selama ini napi Tipikor tersebar di berbagai Lapas sehingga sulit dikontrol. Maka dibangunlah sebuah brand new Lapas Tipikor yang diatapnya dipasang CCTV (Closed Circuit TV) yang dimonitor langsung oleh Ditjen Lapas.

Pemasangan CCTV tentunya bukan semata-mata untuk mencegah kabur. Mereka bukan potongan Client Eastwoood dalam film Escape from Alcatraz di Amerika, atau Dustin Hoffman dalam film Papillon di penjara pulau terpencil koloni Prancis. Dengan CCTV setiap pergerakan sekecil apa pun, akan terpantau. Masya Allah betapa terkekangnya hidup.

Betapa hancur-leburnya suasana batin napi Tipikor sampai-sampai, konon, ada seorang guru besar yang awalnya hidupnya begitu mulia, setelah menjadi napi Tipikor doanya cuma satu: memohon dipercepat dijemput Malaikat Ijroil.

Persis seperti suasana batin ketika Maryam hamil padahal tidak punya suami, doanya sebagaimana tertulis di dalam Al Quran adalah: mittu qobla haadza, mengapa tidak mati saja sebelum ini menimpa? Maka waspadalah karena Tipikor yang di era pemerintahan ini dihukum tanpa pandang bulu. Bahkan kepada seorang kakek dari cucu laki-laki pertama Presiden RI.

Untuk menghindar sejauh-jauhnya dari perbuatan Tipikor boleh jadi tidak cukup hanya dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG. Mungkin perlu tambahan proses visualisasi. Sebagaimana sabda Nabi bahwa "ziarah kuburan adalah tudzakkirul maut mengingatkan mati". Akibat positif dari ziarah kuburan yang adalah merupakan suatu proses visualisasi untuk mengingatkan mati, adalah kesungguhan untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Dengan nawaitu yang sama, untuk mengingatkan akibat korupsi, lewatilah Lapas Tipikor. Untuk mencari lokasinya, bagi yang punya BlackBerry dengan fasilitas GPS, pilih Maps lalu Find: "Jalan Lembaga Pemasyarakatan Cipinang".

Sesekali lewatilah, supaya bisa visualisasi betapa nestapa kehormatan diri dan keluarga tujuh turunan dari penghuni di dalamnya. Lalu berdoa dan berusaha untuk amit-amit jangan sampai termasuk golongan orang-orang yang memasukinya. Na‘uudzu billaahi min dzaalika. Amin.

Teddy Suratmadji