20.7.10

> 14.07.10: Pernik Piala Dunia 2010









Pernik Piala Dunia 2010

Jakarta | Wed 14 Jul 2010

Ana Malik, Ana Malik ‘“ Aku Raja, Aku Raja. Ud-uni astajib lakum - berdoalah kamu sekalian pada-Ku, niscaya Aku kabulkan.


Itulah ucapan Allah SWT setiap 1/3 malam yang akhir ketika turun ke langit dunia. Saat kebanyakan manusia tidur itulah waktu terbaik untuk berdoa dan shalat tahajjud.


Senin dinihari kemarin adalah kali terakhir sholat tahajjud di belahan bumi Indonesia, terganggu selama sebulan karena hiruk-pikuknya piala dunia. Bahkan hampir jelang adzan subuh karena pertandingan Spanyol-Belanda diperpanjang 2x15 menit.


Kecuali para muslimin super-shalih, sulit untuk melewatkan pertandingan yang karena perbedaan garis lintang bumi Ibu Pertiwi dengan Afrika Selatan, maka siaran live pertandingan piala dunia itu jatuh di saat dinihari. Sayang jika melewatkan menonton pesta akbar 4 tahunan ini. Apalagi kejuaraan dunia kali ini banyak pernak-perniknya. Banyak kejutan. Misalnya Argentina yang dicukur gundul 4-0 oleh Jerman.


Mulai dari wasit yang sering membuat gemas dengan keputusan kontroversial. Misalnya goal Frank Lampard yang dianulir padahal dalam kasat mata sudah masuk tapi mental lagi keluar gawang. Atau wasit final Howard Webb yang obral kartu kuning kepada 13 pemain, termasuk 1 out karena dua kali kartu kuning menjelma menjadi merah.


Atau masalah bola Jabulani yang boleh jadi justru biang kontroversial sampai membuat Badan Antariksa Amerika Serikat NASA mengadakan test aerodinamika. Benar saja, bola ringan buatan Adidas seberat 440 gram itu sulit diprediksi. Tidak konsisten. Pantas banyak pemain dan penjaga gawang yang kecele.


Di luar lapangan, pernik yang juga menghebohkan adalah kehadiran Paul yang bagaikan paranormal dianggap mampu menebak siapa bakal juara. Sampai-sampai Majelis Ulama Indonesia MUI Pamekasan mengeluarkan fatwa murtad seumur hidup bagi yang percaya Paul, kecuali mengulangi syahadatnya. Juga MUI Jateng. Memang ada hadits yang mengatakan tidak diterima sholatnya selama 40 hari bagi yang bertanya tukang ramal. Padahal Paul hanyalah seekor gurita.


PSSI yang serombongan pengurusnya hadir di Afrika Selatan dan menggunakan dana pembinaan dari FIFA, menjadi cerita tersendiri. Seandainya Deddy Corbuzier ikut rombongan itu dan public expose disana, boleh jadi namanya jauh lebih terkenal daripada Paul karena pada tanggal 17 Juni di youtube sudah menyebutkan bakal juara dunia: Spanyol. Tidak ada komentar dari MUI. Mungkin karena Deddy menggunakan istilah mentalis..


Sisi komersial piala dunia sungguh luar biasa. FIFA makin kaya. Pemerintah Afsel menggelontorkan 5 miliar dollar untuk membangun jalan, bandara dan fasum serta 10 stadion raksasa. Tentunya sudah balik modal. Indonesia banyak kecipratan rezeki. Batik motif bola laku keras. Bola motif batik manis laris. Nonton bareng alias nobar diadakan di hotel, di café, dimana-mana walaupun ternyata harus bayar. Satu Pemda daerah penyangga ibukota disidang di tempat dan didenda 100 juta karena nobar 1/8 final tanpa izin.


Penurunan produktifitas? Jelas ada. Seorang direktur absen di rapat penting pemegang saham karena nobar di kantor, dan bangun kesiangan. Pada peresmian Situation Room oleh Presiden SBY, beberapa Menteri mengantuk karena nobar di Cikeas. Manusiawi, dan bukti nyata ketidak-berdayaan melawan hukum alam. Tetapi karena penurunan produktifitas berjamaah secara nasional bahkan global, maka harus dimaklumi, dan dimaafkan. Afwan.


The party is over. Pesta sepak bola akbar selesai sudah. Produktifitas kembali normal. Shalat tahajjud kembali khusyuk seperti sedia kala. Insya Allah.